Profil Desa Tegalrejo

Ketahui informasi secara rinci Desa Tegalrejo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Tegalrejo

Tentang Kami

Profil Desa Tegalrejo, pusat Kecamatan Tegalrejo, Magelang. Kenali jejak historis perjuangan Pangeran Diponegoro, peran vitalnya sebagai kota santri, serta dinamika ekonomi, pemerintahan, dan potensi wisata religi yang membentuk identitas unik wilayah ini

  • Pusat Sejarah Perang Jawa

    Desa ini merupakan lokasi bersejarah tempat kediaman Pangeran Diponegoro dan menjadi titik awal pecahnya Perang Jawa (1825-1830), menjadikannya kawasan dengan nilai historis yang tinggi.

  • Jantung Pendidikan Islam (Kota Santri)

    Tegalrejo ialah rumah bagi sejumlah pondok pesantren besar dan berpengaruh, terutama Pondok Pesantren API, yang menarik ribuan santri dari seluruh Indonesia dan membentuk karakter sosial-religius masyarakat.

  • Pusat Pemerintahan dan Perdagangan

    Sebagai ibu kota kecamatan, Desa Tegalrejo berfungsi sebagai pusat layanan publik, pemerintahan, dan aktivitas perdagangan yang dinamis, didukung oleh keberadaan pasar tradisional yang ramai.

XM Broker

Desa Tegalrejo, yang sekaligus menyandang status sebagai ibu kota Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menampilkan wajah yang jauh lebih kompleks dari sekadar pusat administrasi. Wilayah ini merupakan sebuah mozaik hidup di mana untaian sejarah perjuangan bangsa, kentalnya atmosfer pendidikan Islam dan dinamika pusat ekonomi kecamatan berpadu menjadi satu identitas yang kokoh. Sebagai titik awal Perang Jawa yang dipimpin Pangeran Diponegoro, Tegalrejo menyimpan warisan historis yang tak ternilai, sementara keberadaan pondok-pondok pesantren besar menjadikannya sebagai salah satu "Kota Santri" terkemuka di Magelang.

Lokasi Strategis dan Kondisi Geografis

Secara geografis, Desa Tegalrejo menempati posisi yang sangat strategis. Terletak di jalur yang menghubungkan kota Magelang dengan wilayah Kopeng dan Salatiga, desa ini menjadi lintasan ekonomi yang penting. Topografinya cenderung datar dengan sedikit kontur bergelombang, khas dataran rendah di kaki Gunung Merbabu dan Sumbing, menjadikannya lokasi yang ideal untuk pemukiman dan pusat kegiatan.Luas wilayah Desa Tegalrejo tercatat sekitar 2,89 kilometer persegi. Sebagai pusat kecamatan, alokasi lahan di wilayah ini terbagi secara proporsional untuk pemukiman padat, area komersial di sekitar pasar dan jalan utama, kompleks pendidikan, perkantoran pemerintah, serta lahan pertanian yang masih dipertahankan di beberapa area pinggiran desa.Batas-batas administratif Desa Tegalrejo meliputi: di sebelah utara berbatasan dengan Desa Purwosari, di sebelah timur berbatasan dengan Desa Dlimas, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Banyusari, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Kebonagung. Posisi yang sentral ini memperkuat perannya sebagai simpul layanan dan interaksi bagi desa-desa di sekitarnya, menjadikan Desa Tegalrejo sebagai pusat pertumbuhan di Kecamatan Tegalrejo.

Demografi: Dinamika Penduduk di Pusat Kecamatan

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Magelang, jumlah penduduk Desa Tegalrejo mencapai 7.510 jiwa, yang terdiri dari 3.820 laki-laki dan 3.690 perempuan. Dengan luas wilayah 2,89 kilometer persegi, kepadatan penduduknya mencapai angka sekitar 2.600 jiwa per kilometer persegi. Angka kepadatan ini tergolong sangat tinggi untuk skala desa dan lebih mencerminkan karakter wilayah sub-urban.Keunikan demografi Tegalrejo tidak hanya terletak pada penduduk tetapnya, tetapi juga pada populasi non-permanen yang signifikan, yakni para santri yang menimba ilmu di berbagai pondok pesantren. Kehadiran ribuan santri dari berbagai daerah di Indonesia memberikan warna tersendiri pada dinamika sosial dan ekonomi desa. Struktur penduduknya pun beragam, mulai dari petani di wilayah pinggiran, pedagang di pusat desa, aparatur sipil negara, guru, hingga para kiai dan ustadz yang menjadi figur sentral dalam kehidupan masyarakat. Tingginya aktivitas pendidikan dan pemerintahan membuat komposisi penduduk di desa ini lebih heterogen dibandingkan desa-desa agraris di sekitarnya.

Jejak Abadi Perang Jawa dan Pangeran Diponegoro

Nilai historis merupakan salah satu aset terbesar yang dimiliki Desa Tegalrejo. Sejarah mencatat bahwa wilayah ini adalah tanah perdikan atau tanah bebas pajak yang diberikan oleh Sultan Hamengkubuwono III kepada Pangeran Diponegoro. Di sinilah sang pangeran membangun kediamannya dan mendalami ajaran agama, hingga akhirnya menjadi basis perlawanan terhadap pemerintah kolonial Hindia Belanda.Peristiwa pemicu Perang Jawa pada tahun 1825, yakni pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi tanah makam leluhur Pangeran Diponegoro, terjadi di wilayah ini. Penyerbuan kediaman Pangeran Diponegoro oleh pasukan kolonial menjadi tanda dimulainya perang terbesar yang pernah dihadapi Belanda di Jawa. Saat ini, situs-situs petilasan atau jejak peninggalan Pangeran Diponegoro, seperti area bekas kediamannya, masih terawat dan menjadi tujuan wisata sejarah dan ziarah. Keberadaan jejak sejarah ini memberikan identitas yang kuat dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Tegalrejo.

Tegalrejo sebagai Jantung Pendidikan Islam

Selain warisan sejarah, Desa Tegalrejo dikenal luas sebagai pusat pendidikan Islam atau "Kota Santri". Atmosfer religius sangat terasa di setiap sudut desa, ditandai dengan aktivitas para santri dan kumandang pengajian dari masjid serta pondok pesantren. Pusat dari denyut nadi keagamaan ini ialah Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, sebuah lembaga pendidikan Islam salaf yang memiliki reputasi nasional dan didirikan oleh K.H. Chudlori.Pondok Pesantren API, bersama dengan puluhan pesantren lainnya yang tersebar di desa ini, menjadi magnet yang menarik ribuan pemuda dari seluruh penjuru nusantara untuk belajar ilmu agama. Keberadaan pesantren-pesantren ini tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai pusat syiar Islam dan benteng moral bagi masyarakat. Para kiai dan ulama dari Tegalrejo memiliki pengaruh yang besar, tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga nasional. Kehidupan sehari-hari masyarakat pun sangat dipengaruhi oleh ritme kegiatan pesantren, mulai dari aktivitas ekonomi hingga tradisi sosial-budaya.

Perekonomian Multisektor yang Dinamis

Berbeda dengan desa pada umumnya yang bertumpu pada pertanian, perekonomian Desa Tegalrejo bersifat multisektor. Peran utamanya ialah sebagai pusat perdagangan dan jasa. Keberadaan Pasar Tegalrejo menjadi motor penggerak ekonomi lokal, tempat bertemunya penjual dan pembeli dari seluruh kecamatan. Pasar ini menyediakan berbagai kebutuhan pokok, hasil bumi, hingga produk-produk lainnya.Sektor jasa juga tumbuh subur, didorong oleh populasi santri yang besar. Usaha seperti warung makan, jasa penatu (laundry), toko buku dan kitab, serta penyediaan kebutuhan santri lainnya menjadi sumber pendapatan penting bagi banyak warga. Sektor informal dan UMKM berkembang pesat untuk melayani kebutuhan harian ribuan santri dan masyarakat luas.Meskipun demikian, sektor pertanian tidak sepenuhnya hilang. Di area pinggiran desa, sebagian warga masih menggarap lahan sawah dan tegalan, menanam padi dan palawija. Namun kontribusinya terhadap PDRB desa tidak sebesar sektor perdagangan dan jasa. Dinamika ekonomi ini menunjukkan adanya transisi dari pola ekonomi agraris ke arah ekonomi jasa dan perdagangan yang lebih kompleks.

Pemerintahan dan Tantangan Pembangunan Urban

Sebagai ibu kota kecamatan, Pemerintah Desa Tegalrejo mengemban tugas yang lebih berat. Selain memberikan pelayanan administrasi dasar, pemerintah desa harus mampu mengelola tantangan pembangunan yang bersifat semi-perkotaan. Isu-isu seperti pengelolaan lalu lintas yang sering padat di sekitar pasar, penanganan sampah akibat kepadatan penduduk, serta penataan ruang untuk pemukiman dan area komersial menjadi agenda rutin.Pemerintah desa bekerja sama dengan pemerintah kecamatan untuk menyusun program-program pembangunan yang berfokus pada peningkatan infrastruktur penunjang aktivitas ekonomi dan sosial. Pembangunan drainase, perbaikan jalan lingkungan, serta fasilitas publik menjadi prioritas. "Tantangan utama kami adalah menyeimbangkan laju pembangunan fisik dengan upaya pelestarian nilai-nilai sejarah dan budaya yang menjadi identitas Tegalrejo," ungkap salah satu aparat desa. Sinergi antara pemerintah, tokoh masyarakat, pengasuh pesantren, dan warga menjadi kunci untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.Dengan segala potensinya, Desa Tegalrejo berdiri sebagai contoh unik sebuah desa yang bertransformasi menjadi pusat kegiatan yang penting. Kemampuannya memadukan warisan sejarah, kekuatan spiritual, dan dinamika ekonomi modern menjadikannya sebagai wilayah yang terus tumbuh tanpa kehilangan jati dirinya.